Di
dalam beberapa literatur disebutkan bahwa sistem operasi ini merupakan turunan
dari 4.4BSD. BSD yang merupakan kepanjangan dari Berkeley Software Development
dikembangkan oleh CSRG (Computer Systems Reseach Group) dari Universitas Of
California, Berkeley. Sebenarnya turunan dari 4.4BSD cukup banyak diantarany
yang cukup saya kenal ada tiga. FreeBSD, OpenBSD dan NetBSD. SCO Unix maupun
SunOS juga masih keturunan yang tidak jauh dan masih banyak lagi.
Perintah-perintah
dari FreeBSD tidak terlalu berbeda jauh dengan GNU/Linux.
Oleh karena itu bagi kita yang sudah terbiasa menggunakan sistem operasi open
source seperti GNU/Linux tentu akan mudah dan lebih familiar. Bagi para pemula
disarankan menggunakan sistem operasi seperti GNU/Linux terlebih dahulu sebelum
pindah ke sistem operasi ini atau keluarga BSD agar tidak terlalu kaget dengan
lingkungan yang baru.
Berikut adalah salah satu contoh tampilan awal dari FreeBSD setelah anda booting.
Berikut adalah salah satu contoh tampilan awal dari FreeBSD setelah anda booting.
Mengenal
FreeBSD 1
FreeBSD
merupakan sistem operasi yang sangat cocok diimplementasikan untuk server. Hal
ini yang mungkin menyebabkan para pengembang sistem operasi tidak fokus kepada
tampilan atau user interfacenya.
Bagi
kita yang sudah terbiasa menggunakan perintah console pada sistem operasi
berbasis UNIX-like tentu akan terbiasa dengan tampilan gelap dan hitamnya :).
Justru kemampuan powerfull dari keluaga BSD berada di consolenya :).
Coba kita login dan masuk ke sistem
sebagai root. Akan muncul tampilan awal sebagai berikut.
Mengenal
FreeBSD 2
Tulisan
“freeshbee” sebelum tanda “#” merupakan nama hostname dari sistem FreeBSD yang
telah kita setup sebelumnya. Kita coba ketikkan perintah “ls” maka hasilnya
juga sama. Default shell yang digunakan untuk user root adalah csh adapun untuk
user biasa ialah sh. Kita bisa ganti ini sesuai dengan selera. Saya biasa menggunakan
bash tapi karena di FreeBSD yang saya install belum ada sementara gunakan csh
terlebih dahulu.
Ketikkan “uname -a” untuk mengetahui
environtment dari FreeBSD kita.
Mengenal
FreeBSD 3
Mengenal
FreeBSD 4
Kebetulan
yang saya install pada VirtualBox
adalah FreeBSD versi 9.0-Release dengan default kernel GENERIC. Apakah FreeBSD
tidak ada user interfacenya?. Tentunya ada hanya saja pada pengenalan kali ini
saya tidak menampilkan X Window dari FreeBSD. Pada artikel mendatang insya
Alloh akan saya jelaskan bagaimana cara installasi X Window.
Kita akan coba install paket shell bash pada FreeBSD. Pada FreeBSD dikenal sebuah installasi software repositori seperti apt pada GNU/Linux Ubuntu dengan nama ports.
Kita akan coba install paket shell bash pada FreeBSD. Pada FreeBSD dikenal sebuah installasi software repositori seperti apt pada GNU/Linux Ubuntu dengan nama ports.
Masuk ke direktori bash pada ports
sebagai berikut.
cd
/usr/ports/shells/bash
Lakukan perintah seperti pada gambar
berikut ini.
Mengenal FreeBSD
5
Nah
salah satu perbedaan dari ports dan APT ialah pada permasalahan kompilasi. APT
pada GNU/Linux menginstall program yang sudah terkompilasi sedangkan ports (dan
portage pada GNU/Linux Gentoo) mendownload, mengekstrak source code dan
mengkompilasi source yang ada sesuai dengan environtment lingkungan sistem
operasi kita. Karena bagaimanapun tetap hasil kompilasi yang sesuai dengan
lingkungan sistem operasi kita akan mendapatkan hasil yang lebih optimal
daripada menginstall apa yang sudah dikompilasi oleh pihak lain.
Lalu
bagaimana dengan update repositori?. Dahulu jaman ketika saya masih menggunakan
sistem operasi ini versi 5 dan 6 dikenal istilah cvsup untuk update repositori
ports. Terakhir di FreeBSD terbaru dikenal dengan csup sebagai pengganti dari
cvsup. Csup merupakan rewrite ulang dengan menggunakan bahasa C. Sementara
cvsup sebelumnya memiliki ketergantungan dengan Modula-3. Csup diklaim lebih
cepat dan fleksibel. Contoh aplikasi sebagai berikut.
Mengenal
FreeBSD 6
Semoga gambaran awal pengenalan dari
sistem operasi ini membantu kita mengenal sistem operasi open source yang lain.
No comments:
Post a Comment